Kamis, 25 Februari 2010

untuknya yang begitu indah bagian 3-4

Saat-saat bersamanya adalah keindahan,
saat-saat tanpanya adalah penantian..


bagian 3
          Saat kami sampai di jalan besar. lampu-lampu jalan sudah mulai menyala. beberapa saat setelah menanti, akhirnya satu angkutan umum berhenti..
"sampai nanti" dia lambaikan tangannya sesaat setelah naik. senyumnya begitu hangat, tanpa air mata.
lalu, angkutan umum itu melaju, aku masih dapat melihatnya menatap ke arahku dari balik kaca..
"h....." ku humbuskan nafas panjang, lalu menyeberang, dan kemudian menaikki angkutan umum ke arah rumahku.
dari ungu menjadi biru dan semakin gelap, langit malam..
          Aku dapat melihat mereka dari sini, mereka yang berada dibawah redup sinar lampu-lampu malam, mereka yang mulai menggeliat, mereka yang begitu tegar menghadapi kehidupan malam yang keras dengan cara mereka masing-masing. Ada yang mengharap belas kasih dengan cara meronta dan menangis, di sisi lain, terdepat mereka yang tertawa begitu kosong, membuai sang pohon uang yang kian kering. Ada juga mereka, sang pelukis malam, sang pelantun kehidupan, dengan alat musiknya yang sederhana, dengan suara yang sangat jujur..
Aku yang tak terlalu kaya, masih sangat beruntung dan bersyukur..


bagian 4
          Rumahku, ku buka pintu secara perlahan, dengan tatapan kosong dan hati yang tetap berada di sana, bersamanya, bahkan sepertinya aku masih dapat mendengar suara rintik hujan sore, juga masih teringat senyumnya yang hangat..
          ahh... aku berjalan pelan ke kamarku yang kecil, kemudian menuju kamar mandi yang juga kecil.
kenapa masih terlihat dia, saat ku tatap air, saat ku pejamkan mata, bahkan saat air ini telah membasahi badanku. Harapan untuk melupakannya terdapat pada setiap guyuran ini, namun pada saat yang hampir sama, dia.. malah semakin jelas terlihat. Hahaha... aku adalah orang yang sangat bodoh, perasaan inipun sangat bodoh, juga tiap tetes air mata ini.. semuanya...
Bodoh..
          kadang aku harap rasa yang begitu bebal ini bisa habis dan kering, layaknya air ini, yang terhisap lubang kecil di sudut ruang, agar mengalir entah kemana, agar tak memenuhi hatiku, agar tak memenuhi otakku.. agar sosoknya tak lagi menghalangi penglihatanku.
namun dia tetap terlalu indah, sampai kapanpun aku tak akan dapat menyangkalnya.
oh.. atas nama malam yang semakin sunyi dan hitam.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

gimana cara ngilangin rasa sayang kita sama seseorang ?????

Posting Komentar

Beri Komentar Sebagai,pilih>> Name/URL
isi URL dengan alamat email atau website, jika punya