Kamis, 25 Februari 2010

untuknya yang begitu indah bagian 1

         Dan hujan ini entah mengapa tak juga reda. sore ini terasa berjalan sangat pelan, perlahan. sunyi, hingga seakan-akan kau bisa mendengar apa yang kau pikirkan. kami tetap berdiri, memaku, menatap kosong ke arah hujan. aku dan mungkin juga dia, berharap agar hujan ini dapat menghapus kegalauan dan kebimbangan kami akan hal itu, namun kami berdua tahu, bahwa itu tak mungkin. wajahnya kosong dan terlihat sangat pasrah, aku tak tahu itu air mata ataukah air hujan, yang telah mengalir membasahi pipinya. jika aku bisa, aku juga ingin menangis, lalu melupakan semuanya, namun tidak.

         Matahari sore bersinar keemasan dari kejauhan yang kilaunya terpantul oleh genangan-genangan air hujan. gerimis ini telah menandakan bahwa sang hujan telah lelah mengguyur. aku genggam tangannya dan secara perlahan ia sandarkan kepalanya di pundakku hingga aku bisa mendengar detak jantung kami. tapi kata-kata, satupun tak terucap. ku hirup udara dalam-dalam dan mengeluarkannya secara berlahan.
"mari!" ajakku, aku lihat sepercik senyum kecil dan kamipun berjalan pulang.
         Dia lepaskan sendalnya yang telah basah dan membawanya. aku.. juga ingin merasakan jalan ini lebih dalam, jalan yang mungkin akan menjadi jalan kenangan yang tak akan kulalui lagi bersamanya. jalan kenangan atas kisah yang terjadi hari ini dan tiap detiknya yang mempesona. Perasaan ini begitu tak menentu, Cinta, rindu, dan rasa tak ingin kehilangan yang begitu besar. Namun keadaan memaksa kami untuk tetap tersenyum

0 komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar Sebagai,pilih>> Name/URL
isi URL dengan alamat email atau website, jika punya